Suryo Riset Indonesia.com 13 Juni 2025
Peresmian dan pendirian plang demplot di Desa Penyangga sebagai langkah awal kelompok tani bioprospeksi di Taman Nasional Gunung Ciremai Kuningan-Jawa Barat
SURYO RISET INA.COM - Pada tahun 2024, PT. SRI (Suryo Riset Indonesia) memulai langkah baru dalam mendukung konservasi dan kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama dengan BNGi (Bogor Natur Indonesia), didukung oleh pendanaan Proyek FOLU Net Sink 2030. Proyek ini didasarkan pada perjanjian kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Norwegia, dengan pendanaan yang diberikan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Sebagai mitra utama dalam implementasi program, SRI berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BNGi, untuk menjalankan kegiatan bioprospeksi di Taman Nasional Gunung Ciremai. Salah satu fokus utama dari program ini adalah pengembangan PGPR C71 sebagai komoditas unggulan dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian berkelanjutan.
PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria) adalah agen hayati unggulan yang memiliki kemampuan luar biasa dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman secara alami. Pemilihan PGPR C71 didasarkan pada potensinya yang besar untuk memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Untuk membuktikan efektivitasnya, pembangunan demplot di Desa Cikaracak dan Bandorasa Kulon telah dimulai bekerja sama dengan petani lokal yang terlibat dalam program ini.
Sejarah pengembangan PGPR C71 bermula dari kolaborasi antara Institut Pertanian Bogor (IPB), Pt. SRI, dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. Inisiatif bersama tersebut bertujuan mengembangkan solusi inovatif guna meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Riset intensif menghasilkan isolat PGPR C71 yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan ketersediaan nutrisi di sekitar akar, sehingga menjadikannya komoditas unggulan dalam rangka memajukan pertanian ramah lingkungan.
Tanaman yang menggunakan PGPR C71 tumbuh lebih segar, daun lebih hijau dan tegak, serta menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan sehat.
tanaman yang tidak menggunakan PGPR tampak layu, dengan daun melengkung sebagai indikasi stres dan kurangnya nutrisi.
Tanaman tanpa PGPR menunjukkan gejala stres. Daunnya melengkung dan layu, menandakan kurangnya kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi secara efektif. Tanah yang telah lama digunakan untuk pertanian intensif semakin kehilangan kesuburannya, membuat tanaman sulit tumbuh optimal. Sebaliknya, tanaman yang dirawat dengan PGPR C71 tampak segar dan tumbuh dengan baik. Daunnya lebih hijau dan tegak, menandakan bahwa sistem akar bekerja secara optimal berkat kehadiran bakteri baik dari PGPR C71. Mikroorganisme ini membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi di sekitar akar, merangsang pertumbuhan, dan melindungi tanaman dari patogen.
Melalui rangkaian pelatihan dan pendampingan langsung di lapangan, kepercayaan petani terhadap penggunaan PGPR perlahan terbentuk. Setiap stakeholder bekerja tanpa lelah untuk memantau perkembangan demplot, memberikan dukungan teknis, dan memastikan setiap petani memahami cara penerapan PGPR dengan tepat.
Hasil yang diperoleh berbicara dengan sendirinya. Selama satu musim tanam, produktivitas di demplot percontohan meningkat hingga 30%, sementara penggunaan pupuk kimia berhasil dikurangi hingga 50%. Hal ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Lebih jauh lagi, peningkatan produktivitas tersebut membuka wawasan petani mengenai praktik pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
PGPR C71 berperan penting dalam konservasi tanah dengan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang berlebihan. Mikroorganisme ini meningkatkan ketersediaan nutrisi secara alami di dalam tanah, memungkinkan tanaman tumbuh sehat tanpa perlu tambahan bahan kimia yang dapat merusak ekosistem.
Dengan penerapan PGPR C71, penggunaan pupuk kimia berhasil dikurangi hingga 50%, sehingga menekan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti degradasi tanah dan pencemaran sumber air. Selain itu, PGPR C71 berkontribusi dalam memperbaiki struktur tanah, meningkatkan keseimbangan mikroba tanah, dan memperkuat daya dukung ekosistem pertanian secara berkelanjutan
Langkah ini sejalan dengan upaya konservasi, memastikan tanah tetap subur dan produktif bagi generasi mendatang tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan.
Keberhasilan ini adalah bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi dapat membawa perubahan besar. Lebih dari sekadar meningkatkan produktivitas pertanian, hal ini juga membantu memulihkan keseimbangan ekosistem di Taman Nasional Gunung Ciremai. Kualitas tanah dan air di sekitar kawasan perlahan-lahan membaik, memberikan harapan baru bagi kelestarian lingkungan.
Melalui PGPR C71, solusi telah ditemukan untuk berbagai permasalahan, sekaligus menyediakan alat yang efektif bagi masyarakat desa penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai untuk meningkatkan kualitas hidup. Keberhasilan ini merupakan langkah awal menuju visi besar: Taman Nasional Gunung Ciremai yang lestari dan masyarakat yang sejahtera. Langkah ini diyakini baru merupakan permulaan dari berbagai inovasi dan kemajuan di masa depan.
PT. SRI terus mendukung inovasi-inovasi hayati seperti PGPR C71 sebagai solusi nyata bagi pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani Indonesia.
#ptsri #suryorisetindonesia #researchingtodayrestoringtomorrow #inovasihijau #teknologimikroba #risetuntukindonesia #solusiberbasismikroba #mikrobauntukbumi #teknologilingkungan #mikroorganisme #fiksasi nitrogen #bioremediasi #biofertilizer #mikoriza #pgprc71
Editor: Tim Redaksi PT. SRI
Editor: Divisi Media Sosial PT. SRI
Bersama kami, Anda tidak hanya menemukan ide segar, tetapi juga mitra yang siap mendukung setiap langkah inovasi dan kemajuan Anda. Mari bergandengan tangan, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.